Gimana cara mengembangkan ide desain visual untuk brand?

Visual Identity..

- cari apa pembedamu, atau kompetensimu, 

- apa sifat mu yg paling menonjol?

- warna kesukaannya apa?

- kalo di ibaratin binatang kamu apa? dan kenapa?

- terus cari keyword dr rangkuman 

- rangkuman itu di cari visual key nya

- baru di olah strategi kreatif visualnya


*jadi menghindari like and dislike terlalu subjektif

* dan menghargai waktu disainer untuk mendevelop


"Desainin logo dong Mas.." 

l "Mau kayak apa emang?"

"Ya terserah deh..pokoknya bagus" 

|" Nah begini gimana?"

"Duh Mas ada alternatif lain ngga?masih kurang manis deh kayaknya"

| *hadeuh...


Dialog sederhana diatas sering banget terjadi, sayangnya pun itu terjadi antara pemilik brand dan desainer (grafis). Kenapa disayangkan? karena si pemilik brand tidak mendefinisikan dengan detil dan desainer juga tidak melakukan proses eksplorasi terlebih dahulu.


Ada baiknya pemilik brand minimal sudah memiliki poin berikut:

1. apa pembeda brand Anda dari brand sejenis?

2. karakter/ sifat baik Anda yang paling menonjol?

3. Apa warna kesukaan Anda?

4. Perumpamaan brand Anda jika menjadi mahkluk/ hewan dan kenapa alasannya?

5. Apa alasan Anda membangun brand ini dari segi idealis?

6. Ada referensi visual kah? dan jelaskan kenapa ini menjadi referensi.


Hal diatas memang bukan pertanyaan ideal layaknya brand konsultan yang profesional, namun cukup memberi gambaran untuk desainer dalam mengembangkan visual yang sesuai dengan pemilik brand. Memang sangat subjektif namun tidak bisa dipungkiri kalau urusan desain selalu di dominasi subyektifitas. Misalnya, kadang warna merah tepat untuk memvisualkan jenis brand tapi si pemilik brand tidak suka warna merah, ya akhirnya proses pengembangan visual jadi terhambat.


Dari segi disainer, ada baiknya proses brainstroming tetap dilakukan untuk mencari potensi kreatifitas, estetika, strategi dan keunikan dari desain tersebut. Baiknya desainer tetap menjalankan proses berikut;

1. Noting semua pesan/keunikan dari brand tersebut termasuk bagaimana kompetisi brand terhadap brand lain.

2. Mencari kata kunci yang berhubungan dengan poin 1

3. mencari kunci visual berupa benda apa/ bentuk apa yang berhubungan dengan kata kunci

4. Sket di kertas sebanyak mungkin kemungkinan visual yang dapat dikembangkan.

5. Hubungkan dengan poin 1 bisa berupa filosofi atau rasionalnya.

6. Proses pematangan warna, bentuk dan efektifitas visual dengan komputer. 


Proses diatas relatif dapat di kerjakan dalam waktu yang panjang tergantung seberapa lama disainer mendapat ide. Alangkah baiknya eksplorasi desainer ini diberi deadline oleh desainer itu sendiri, misalnya "oke deh 4 jam untuk mencari keywords". Tipe disainer yang eksploratif terkadang berbenturan dengan mood serta deadline dari pemilik brand, jadi bijak, kreatif dan cerdaslah dalam mengembangkan ide-ide.


Kualitas dari pencarian ide oleh desainer sangat ditentukan oleh pengalaman, keahlian mengolah visual, referensi serta komunikasi terhadap pemilik brand. Ada baiknya proses ini bisa "diceritakan" kepada pemilik brand agar sama-sama mengerti tentang kualitas serta pola kerja. Komunikasi yang baik dengan saling percaya dan mempercayakan satu sama lain sangat penting disini.


Hal yang perlu dihindari adalah jangan sampai memberikan statement yang multi persepsi, misalnya "font nya kurang manis deh", kata sifat 'manis' menjadi sangat multi tafsir karena ukuran manis tiap orang belum tentu sama kan? apalagi jika divisualkan!


Hidup dan berkembangnya brand juga sangat perlu di pikirkan, logo bukan menjadi hal utama, namun banyak penerapan desain grafis dalam komunikasi yang menentukan "brand ini karakternya seperti apa sih?". Misalnya ditahap awal pengenalan brand ada baiknya layout desain selalu menggunakan elemen desain yg sama seperti jenis font, warna, ilustrasi/foto dan gaya bahasa. Perlu diingat untuk tetap menjaga efektifitas dari komunikasinya, seperti jangan terlalu rame dengan pesan dan lain lain.


Seiring dengan waktu memang adaptasi dengan jaman perlu dilakukan, agar brand ini tetap dapat diterima di masyarakat. Proses review/penilaian dari segala bentuk komunikasi yang sudah dilakukan sangat penting dilakukan. Disinilah kebijakan pemilik brand, selain harus tetap menjaga kualitas bisnis, pemilik brand juga harus melihat keberhasilan dari urusan desain komunikasi dan keefektifan komunikasi. Jika tidak bisa dilakukan sendiri lakukanlah dengan orang yang berkompeten.


Mari mmembuat identitas brand yang benar bukan hanya bagus saja. Untuk apa bagus jika tidak mejawab kebutuhan brand dan persepsi pemilik brand. Tidak semua hal dapat dikonversi menjadi berapa rupiah tapi semua hal dapat diapresiasi dengan layak. Selamat mengembangkan desain-desain brand yang efektif :). (HM)

Komentar